Kamis, 10 September 2009

Awas, Bayi Anda Diberi Susu Formula!

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik pemberian susu formula bagi bayi baru lahir di tempat-tempat layanan kesehatan kian marak. Hal ini menghambat keberhasilan pemberian air susu ibu secara eksklusif bagi bayi usia nol hingga enam bulan. Karena itu, kini aturan yang melarang petugas kesehatan memberi susu formula bagi bayi baru lahir di rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan lain akan diterbitkan.

Aturan baru ini termuat dalam draf Rancangan Undang-Undang Kesehatan yang kini sedang dibahas oleh tim perumus RUU Kesehatan DPR RI. Selama beberapa tahun terakhir ini, RUU itu tak kunjung disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).

Semangatnya adalah, bagaimana melindungi pasien dari berbagai praktik yang merugikan. Sebab, selama ini banyak ibu yang baru melahirkan ditempatkan terpisah dengan bayinya. "Kemudian, bayi yang baru dilahirkan malah diberi susu formula oleh petugas kesehatan yang merawat," kata anggota Panitia Kerja RUU Kesehatan DPR RI dr Jumaini Sihombing, Selasa (25/8) di Jakarta.

Dalam Pasal 88 RUU Kesehatan disebutkan, setiap bayi berhak mendapat air susu ibu eksklusif minimal selama 6 bulan kecuali dalam hal kedaruratan medis. Selama ibu memberi ASI, pihak keluarga, pemerintah dan masyarakat harus mendukung penuh berupa penyediaan waktu dan fasilitas khusus pada ibu untuk memberi ASI pada bayinya di tempat kerja dan sarana umum.

"Bila terjadi praktik pemberian susu formula bagi bayi baru lahir dalam kondisi tidak darurat medis, penyedia layanan kesehatan diancam sanksi administrasi atau pidana," ujarnya. Jika praktik itu terjadi di rumah sakit, sanksi bisa dikenakan pada manajemen RS maupun petugas kesehatan bersangkutan.

Pada kesempatan terpisah, Hesti Kristina, Pengelola Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) Pusat menilai aturan dalam Pasal 88 RUU Kesehatan masih membuka peluang praktik pemberian susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan di tempat penyedia layanan kesehatan meski tidak dalam dararurat medis.

Kondisi kedaruratan medis seperti apa yang membuat petugas kesehatan menganjurkan susu formula bagi bayi. "Dalam situasi bencana pun, ASI sangat penting untuk mencegah infeksi dan mengoptimalkan pertumbuhan bayi," kata Hesti. Adapun pemberian susu formula justru meningkatkan risiko infeksi dan alergi pada bayi.

Selasa, 14 Juli 2009

Awalnya dari Infeksi Gigi ...

Infeksi gigi, pintu gerbang penyakit sistemik.


Suatu hari seorang montir dengan bengkak di dada datang memeriksakan diri pada Dr Tengku Bahdar Johan SpPD. Setelah ditelusuri ternyata pria tersebut mengalami gangguan pada geraham belakangnya.

Sebuah lubang kecil di gigi geraham menyebabkan bakteri menyebar ke bagian dada lelaki itu. Saat di lakukan tindakan, pada bagian dadanya sudah terdapat banyak tumpukan nanah.

Banyak yang mengatakan bahwa gigi merupakan bagian terkuat dari tubuh manusia. Namun, gigi juga merupakan salah satu pintu masuk paling efektif dari bakteri untuk memberikan pengaruh pada penyakit sistemik. Penyakit endocarditis (radang klep jantung), abses pada otak, pneumonia pada paru, biduran pada kulit, celulitis pada kulit, osteomielitis dan radang implan sendi pada tulang merupakan penyakit sistemik yang pada mulanya diawali dari infeksi gigi dan gusi.

Tiga cara
''Pada tes hs-CRP (high-sensitivity CRP) yang dilakukan orang yang terkena serangan jantung ternyata penyebab paling tinggi adalah kiriman dari gigi atau gusi,'' ujar Bahdar.

Bakteri yang timbul dari infeksi bagian rongga mulut tersebut, mampu menyebar dengan tiga cara. Pertama dengan cara perkontaniatum atau penyebaran kuman bakteri lewat jarangan lunak.

Kedua, melalui droplet atau inhalasi. Pada gigi atau gusi yang terinfeksi bakteri akan muncul dari rongga mulut si penderita, lalu ketika dia batuk dan menghirup udara pada saat yang bersamaan, maka bakteri tersebut berpindah dari mulut dan masuk melalui hidung. ''Biasanya dengan cara ini penyakit yang terpengaruh adalah pneumonia,'' ujar dokter dari RS Internasional Bintaro ini.

Cara yang ketiga adalah melalui aliran darah. Gusi yang terinfeksi atau gigi yang berlubang akan memberikan celah pada bakteri untuk masuk melalui peredaran darah.

Gigi dan gusi yang mengalami infeksi juga menyebabkan tubuh mengeluarkan mediator radang yang disebut sitokin pada bagian tubuh yang terpapar oleh bakteri. Ketika sitokin muncul, fungsi pembuluh darah akan mekar dan memungkinkan aliran darah dan oksigen lebih tinggi agar proses penyembuhan bisa lebih cepat terjadi. Masalahnya, sitokin ini juga yang kemudian menyebabkan peradangan pada paru (melalui cara droplet), regulasi darah terganggu, dan peradangan pada plak pembuluh darah.

Jenis gangguan yang disebutkan terakhir merupakan salah satu penyebab terjadinya serangan jantung dan stroke. Sitokin yang terbawa lewat peredaran darah tersebut akan menyebabkan peradangan pada plak yang sudah ada di dalam tubuh.

Plak yang mengalami peradangan akan lama kelamaan akan melepaskan komponennya. Pada saluran darah yang lebih sempit komponen tersebut akan menyebabkan penyumbatan. ''Jika mengalir pada jantung akan menyebabkan serangan jantung, dan bila menuju otak akan terjadi stroke,'' ujar Bahdar.

Konsumsi gula
Berdasarkan data dari Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) jumlah konsumsi gula nasional meningkat setiap tahunnya. Pada 2002 tercatat masyarakat Indonesia mengonsumsi gula sebanyak 3,3 juta ton. Dari tahun ke tahun peningkatan konsumsi gula terjadi secara teratur dengan laju kenaikan 4,2 persen setiap tahunnya. Sehingga data terakhir di tahun 2009, konsumsi gula nasional menjadi 4,85 juta ton.

Dengan konsumsi yang tinggi tersebut, ternyata kesadaran masyarakat Indonesia tentang perawatan gigi juga sangat minim. Dari data yang dihimpun oleh Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2001, menunjukkan bahwa 61,5 persen penduduk tidak menyikat gigi sesuai anjuran, dan 16,6 persen penduduk bahkan tidak menyikat gigi sama sekali. ''Padahal mengonsumsi makanan manis yang tidak diimbangi dengan perawatan gigi yang baik bisa memicu gejala dini gigi berlubang,'' ujar Drg Tri Erri Astoeti MKes.

Bentuk gula yang dapat merusak gigi, jelas Erri, adalah sukrosa (golongan glukosa yang cepat diubah menjadi asam oleh mikroba dalam mulut) seperti gula pasir atau pemanis untuk cokelat, permen atau kue. Sedangkan gula alami seperti glukosa (buah-buahan, madu, sirup jagung), fruktosa atau laktosa tidak memberikan dampak yang signifikan pada gigi.
Pada jenis sukrosa ini apabila tidak segera dibersihkan maka akan membuat kadar asam dalam mulut menjadi tidak stabil. Keadaaan asam dalam rongga mulut terjadi jika kadar ph berada di bawah 7 dan akan bersifat merusak jika berada pada ph 5,7.

Konsumsi gula yang banyak dapat menyebabkan kondisi ph senilai 5,7 di dalam rongga mulut terjadi dalam waktu dua menit saja. ''Jika tidak segera dibersihkan, maka asam ini akan membentuk titik-titik rawan yang merupakan cikal bakal gigi berlubang,'' ujar Wakil Dekan IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini.

Saat gigi sudah berlubang maka jalur bagi bakteri dan kuman untuk menyebar ke seluruh tubuh akan terbuka. Hal ini memicu terjadinya beragam penyakit sistemik. Tapi selain itu, gigi berlubang atau karies pada ibu hamil juga memberikan pengaruh besar pada janin yang dikandungnya.

Kuman yang menyebar lewat gigi berlubang itu akan mudah menginfeksi janin yang belum memiliki sistem imun sempurna. Bayi yang dilahirkan nantinya akan memiliki berat badan yang cenderung lebih kecil sehingga rentan terhadap penyakit. Kuman juga bisa menginfeksi selaput ketuban yang menyebabkan pecah sebelum waktunya. ''Wanita hamil dengan penyakit gusi yang para mempunyai kecenderungan tujuh kali memiliki bayi prematur,'' ujar Erri. kim



Merawat Gigi dengan Benar

* Gosok gigi selesai makan dan sebelum tidur, biasakan juga sejak dini pada anak.
* Bila anak belum bergigi, masukkan sikat gigi kecil agar ia tidak takut pada sikat gigi.
* Jika anak belum bisa menggunakan sikat gigi, bantulah membersihkan gigi dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat yang matang.
* Menggosok gigi tepat waktu merupakan kunci penting pada pertumbuhan si kecil. Jika pada usia dini dia sudah mempunyai infeksi gigi maka energi tubuhnya akan lebih banyak digunakan untuk berperang melawan kuman sehingga energi untuk pertumbuhannya akan berkurang.
* Selalu mengunyah di dua sisi. Pada saat mengunyah air liur akan terbentuk, saliva atau air liur ini sangat penting untuk menjaga kestabilan bakteri di rongga mulut. Mengunyah hanya di satu sisi menyebabkan pada sisi yang lain akan banyak timbul plak lalu berubah menjadi karang gigi. Ini memicu terjadinya gigi berlubang. kim

(-)

sumber: republika

Kamis, 28 Mei 2009

HIDUP Sehat tidak harus Mahal

Hidup sehat memang harus menjadi pilihan bagi masyarakat modern saat ini. Hidup sehat tidak harus mengeluarkan budget yang banyak. Ada beberapa tips disini yang sangat mudah dan murah untuk dilakukan, agar kualitas hidup kita bisa terjaga, yakni:
  • Bangun pagi-pagi. Bangun pagi membuat kita sehat karena udara pagi yang masih bersih dan belum banyak tercemar oleh berbagaimacam polusi. Menghirup udara pagi tidak hanya membuat badan menjadi segar, tetap membuat fikiran pun menjadi kreatif.
  • Banyak minum air putih. Minum air putih sangat penting untuk kesehatan. karena air putih akan mengeluarkan banyak racun yang ada dalam tubuh.
  • Olah raga. Olah raga tidak harus mengeluarkan biaya. Beraktifitas di dalam rumah seperti menyapu, mengepel lantai dll juga merupakan olah raga. Jadi jangan manjakan tubuh kita sehingga kurang beraktifitas.
  • Tidak Merokok. Kita semua sudah tahu kalau rokok banyak mengandung zat-zat beracun yang merugikan tubuh. So, mulai sekarang stop rokok.
  • Istirahat yang cukup. Tubuh kita juga memerlukan istirahat. Dengan beristirahat maka akan kembali menyegarkan tubuh saat akan kembali beraktifitas.
  • Kurangi minyak. Coba cek pola makan kita sehari-hari. Kurangi pemakaian minyak jika memang dirasa sangat sering menggunakannya. Minyak mengandung lemak jenuh yang tidak baik untuk badan kita. Penggunaan minyak kelapa sangat disarankan jika memang harus menggunakan minyak. Akan lebih baik kalau kita makan makanan yang direbus.
  • Perbanyak sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan menjadi makanan yang tidak boleh absen dalam menu makanan kita sehari-hari. Mulai sekarang selalu sediakan buah dan sayur untuk makanan kita. Buah yang di makan juga tidak harus buah impor yang mahal. Buah musiman asli Indonesia bahkan lebih baik daripada buah impor yang seringkali sudah di berikan zat-zat pengawet.
  • Stop msg dalam makanan. Micin atau penyedap rasa terbukti tidak bagus untuk kesehatan. Jadi mulai sekarang berhentilah memakai peyedap dalam makanan.
  • Mengurangi penggunaan garam dan gula
  • Tidak perlu minum vitamin dan suplemen. Tubuh kita sudah bisa mengatur secara alami tanpa harus di beri suplemen atau vitamin. Penggunaan vitamin dan suplemen yang tidak diperlukan tubuh malah akan berrakibat fatal bagi tubuh. Berikan suplemen alami yakni buah dan sayur-sayuran. Karena di dalamnya sudah cukup banyak mengadung vitamin.
  • Tidak minum susu. Jangan mudah tergiur dengan banyaknya iklan susu. Susu tidak akan memberikan manfaat apapun. Kalsium, zat besi yang selama ini di gembar-gemborkan sudah ada dalam buah dan sayuran yang jelas lebih alami. Meminum susu yang telah di olah akan percuma, karena semua gizi yang ada dalam susu sudah hilang dalam proses pengolanannya. Jadi jangan buang-buang uang hanya untuk membeli sesuatu yang tidak penting.
  • Kurangi stress. Stress juga menjadi salah satu pemicu munculnya berbagai macam penyakit. Jadi nikmati hidup ini. Tidak usah di buat sulit. Hadapi segala sesuatunya dengan tenang dan bijak.

Tips Menghindari Malpraktek Dokter

Sekarang ini sudah makin marak pemberitaan di media massa tentang kasus-kasus malpraktek. Hal ini bukanlah kasus malpraktek biasa, tapi kasus-kasus mengejutkan yang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Amerika Serikat yang adalah salah satu negara maju dan “super power”. Di bawah ini beberapa artikel menarik yang memuat tentang malpraktek di Indonesia maupun di Amerika Serikat:

· Mengapa Para Dokter 9 Ribu Kali Bisa Membunuh Anda Dibandingkan Pemilik Senjata Api

· Para Dokter Merupakan Penyebab Kematian Utama ke 3 di Amerika Serikat – 250 Ribu Jiwa Meninggal per Tahunnya

· Dokter ”Kejar Setoran” Memicu Malpraktek

Saya percaya Anda tidak ingin kasus malpraktek dokter menimpa keluarga, sahabat, orang lain yang Anda kasihi, atau bahkan Anda sendiri. Pasien sudah cukup menderita dengan penyakit yang dideritanya, dan adalah harapan pasien untuk jangan sampai ada penderitaan tambahan oleh karena malpraktek. Ini sama saja dengan “sudah jatuh tertimpa tangga”. Kerugian atau penderitaan karena malpaktek bukan hanya rugi di segi waktu, uang dan energi dimasa sekarang saja, tapi lebih dari itu, pasien bisa kehilangan masa depan atau nyawanya!!

Jika hal ini telah terjadi, penyesalan akan muncul belakangan dan kita pun tidak bisa kembali lagi ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan yang ada, karena waktu tidak bisa diputar mundur. Inilah yang terjadi di keluarga dan beberapa teman di sekitar saya. Sudah cukup saya melihat tangis dan penderitaan orang-orang yang saya kasihi. Malpraktek menimbulkan rasa sakit yang mendalam di hati saya, dan bukankah itu juga yang Anda rasakan.

Untuk menghindari terjadinya malpraktek pada kasus Anda atau orang lain yang Anda kasihi, berikut tips dari pengalaman saya pribadi yang bisa Anda terapkan dengan muda (walaupun rumah sakit berstandar internasional, tetaplah lakukan tips ini!!!).

1. Cek Infus, Pengobatan, dan Diet Yang Diberikan oleh Pihak Rumah Sakit

JIka Anda atau kenalan Anda di rawat inap, catat merk & jenis infus, obat, dan diet yang diberikan pihak rumah sakit. Setelah itu carilah info mengenai apa yang Anda catat tadi, di internet lewat Search Engine Google. Cermati info yang Anda dapat dari internet dan bandingkan dengan kondisi sakit yang pasien hadapi.

Seringkali pasien percaya begitu saja dengan apa yang diberikan oleh dokter atau pihak rumah sakit tanpa cek ulang. Bisa dimaklumi karena pasien tdak paham sama sekali mengenai pengobatan. Beberapa kali saya mendapati kenalan, teman, atau kerabat saya sering diberikan infus, obat dan diet yang salah.

Ada jutaan obat dipakai oleh dokter dan tidak mungkin kita bisa menghafal manfaat, pengaruh dan efek sampingnya. Oleh karena itu, adalah tindakan yang cukup cerdik jika kita memakai fasilitas internet untuk mengetahui tentang obat-obatan yang diberikan kepada pasien.

Sebagai contoh, saya ceritakan kasus yang terjadi pada Ibu saya sendiri 2 tahun yang lalu. Ibu menderita kanker payudara, hipertensi, dan asma. Usia beliau 48 tahun. Ketika dirawat di rumah sakit, beliau diberikan cairan infus, Sodium Chloride, yaitu garam murni yang sangat tidak cocok untuk hipertensi. Beliau juga diberikan obat antibiotik yang tidak cocok dengan kondisi beliau saat itu. Yang paling kacau adalah, untuk minum sehari-hari beliau diberikan sirup manis, bukannya air putih. Kondisi Ibu makin memburuk dan dokter memutuskan untuk menjalankan kemoterapi. Saya yang pada waktu itu masih di luar kota, langsung bergegas pergi untuk melihat keadaan beliau.

Sungguh memprihatinkan, beliau saya temui dalam kondisi tidak bisa bergerak kemana-mana, selalu sesak nafas, sakit kepala, badan bengkak penuh cairan dan selalu diberikan oksigen. Saya cek perawatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dan saya dapati pihak rumah sakit telah memberikan perawatan yang salah.

Saya melarang keluarga untuk melanjutkan saran-saran dari rumah sakit dan meminta mereka untuk sesegera mungkin memulangkan beliau. Keluarga pun menuruti saran saya dan Ibu bisa segera pulih dari semua kondisi tadi hanya dalam waktu seminggu.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam hal pengecekan ketepatan pemberian infus, obat, dan diet yang diberikan oleh Rumah Sakit, saya bersedia membantu melalui telepon (08174745269) atau email (healindonesia@gmail.com). Dalam hal ini Anda tidak perlu membayar apapun.

2. Cari Pendapat Kedua bahkan Ketiga, Jangan Berikan Kepercayaan 100% pada Dokter

Setiap orang tentu memiliki pendapat yang berbeda, begitu juga dengan dokter. Mereka memiliki pengalaman, ilmu, dan terlebih lagi hati nurani yang berbeda. Semua perbedaan ini bisa jadi bahan pertimbangan yang baik bagi Anda. Jika perbedaan pendapat antara dokter yang satu dengan yang lain makin lebar, sadarlah berarti Anda tidak jauh dari kasus malpraktek. berarti Anda harus memilih salah satu dari saran mereka, atau tidak sama sekali.

3. Jika Memungkinkan Cari Dokter yang Anda Kenal Baik Karakternya

Apakah Anda rela jika Anda atau keluarga Anda ditangani oleh dokter yang hanya peduli untuk mengejar setoran? Apa Anda juga rela jika Anda tahu dokter tersebut cuek dan tidak memperhatikan pasiennya dengan baik? Apa Anda suka mendapatkan dokter yang sangat jarang bertanya keluhan Anda, apa yang Anda rasakan dan paling parah, tidak mau menyentuh Anda, seolah-olah najis. Yang menyentuh Anda justru hanya perawatnya saja.

Jika Anda mendapat sikap atau perlakuan demikian, cepat-cepatlah “kabur” dan cari dokter atau rumah sakit lainnya. Ingat, kerugian atau penderitaan karena malpaktek bukan hanya rugi di waktu, uang dan energi dimasa sekarang saja, tapi lebih dari itu, Anda bisa kehilangan masa depan atau nyawa!!

4. Dapatkan Dokter dari Rekomendasi Orang Terpercaya

Ini adalah cara yang bijaksana. Tanyakan orang lain yang Anda kenal dan percaya, untuk mendapatkan referensi dokter yang baik bagi Anda. Ini akan mengurangi resiko malpraktek karena teman Anda sudah “mengalami” dokter yang dia rekomendasikan tersebut. Pelanggan yang tidak puas pasti tidak akan mengatakan sebaliknya tentang pelayanan yang buruk.

5. Waspadai Politik Informasi Tertutup

Jika dokter dan perawat tidak pernah menjelaskan kepada Anda rencana pengobatan mereka, apa dan untuk apa pengobatan itu, dan juga tidak memperbolehkan Anda dan keluarga melihat hasil lab, Anda HARUS SESEGERA MUNGKIN langsung cabut dari rumah sakit itu. Jangan sampai kasus malpraktek di RS OMNI Alam Sutra terjadi pada Anda.

Ada berjuta-berjuta jiwa telah mengalami kasus malpraktek, baik kasus ringan yang membuat penyakit makin parah sampai dengan kasus yang mengakibatkan kematian. Saya percaya beberapa dari Anda sudah pernah mengalami atau melihat orang yang menjadi korban malpraktek, bukan?!


“Knowledge is power and the truth will set us free.” Karena tidak tahu arah, seseorang bisa tersesat. Karena kurang pendidikan, seseorang dibodohi oleh yang lebih pintar. Dan karena tidak mengerti kesehatan dan sistem kesehatan konvensional, seseorang jadi korban malpraktek.

sumber: www.healindonesia.wordpress.com


Para Dokter Merupakan Penyebab Kematian Utama ke 3 di Amerika Serikat

250 Ribu Jiwa Meninggal per Tahunnya

Artikel ini merupakan salah satu artikel terbaik dari Journal of the American Medical Association (JAMA) yang dipublikasikan secara umum, mendukumentasikan tragedi dari paradigma pengobatan konvensional.

Pengarang artikel ini adalah Dr. Barbara Starfield dari the Johns Hopkins School of Hygiene and Public Health, dan dia mendeskripsikan bagaimana sistem kesehatan Amerika Serikat memiliki sistem kesehatan yang buruk.

SEMUA INI ADALAH ANGKA KEMATIAN PER TAHUN:

  • 12.000 – karena operasi yang tidak perlu.
  • 7.000 – karena kesalahan pengobatan di rumah sakit.
  • 20.000 – karena kesalahan lainnya di rumah sakit.
  • 80.000 – karena infeksi di dalam rumah sakit.
  • 106.000 – karena efek samping negatif dari obat.

Total keseluruhan adalah 225.000 kematian per tahunnya karena penyebab iatrogenic!!

Iatrogenic adalah kondisi yang disebabkan oleh karena perawatan dokter terhadap suatu penyakit atau keadaan. Istilah ini biasanya digunakan sebagai komplikasi dari suatu perawatan.

Dr. Starfield menyerukan beberapa peringatan dalam mengartikan “angka-angka maut” di atas:

  • Pertama, kebanyakan data yang ada berasal dari studi atas para pasien yang dirawat inap.
  • Kedua, perkiraan ini hanya menunjukkan angka kematian dan belum termasuk efek negatif yang berhubungan dengan cacat atau ketidaknyamanan.
  • Ketiga, perkiraan kematian oleh karena kesalahan, masih lebih rendah dibandingkan dalam laporan IOM (Institute of Medicine).

Jika perkiraan lebih tinggi dipakai, kematian oleh karena iatrogenic bisa mencapai antara 230.000 sampai dengan 284.000. Dalam kasus apapun, 225.000 kematian per tahun menjadi dasar atas kesimpulan bahwa dokter merupakan penyebab kematian utama ketiga di Amerika Serikat sesudah penyakit jantung dan kanker. Bahkan walaupun jika perkiraan ini dianggap melebih-lebihkan, terdapat bentang pemisah yang lebar antara angka-angka ini dengan angka-angka pada penyakit jantung.

Analisa lainnya menyimpulkan bahwa antara 4% dan 18% dari pasien mengalami efek negatif pada setting rawat jalan, dengan:

  • 116 juta kunjungan ekstra dari dokter
  • 77 juta resep ekstra
  • 17 juta kunjungan bagian gawat darurat
  • 8 juta rawat inap
  • 3 juta admisi jangka panjang
  • 199.000 angka kematian tambahan
  • $77 miliar biaya ekstra yang dihabiskan

Biaya tinggi sistem kesehatan diperhitungkan sebagai defisit tapi tetap ditolerir karena dengan asumsi bahwa kesehatan yang lebih baik dihasilkan dari perawatan yang lebih mahal. Namun bagaimanapun juga, bukti dari beberapa studi mengindikasikan bahwa sebanyak 20% sampai 30% pasien mendapatkan perawatan yang tidak baik.

Diperkirakan juga 44.000 sampai 98.000 di antara mereka meninggal setiap tahunnya dikarenakan kesalahan medis.

Hal ini bisa ditolerir lebih kecil lagi jika dihasilkan dari kesehatan yang lebih baik, tapi benarkah jika demikian? Sebagai perbandingan terbaru, dari 13 negara, Amerika Serikat menduduki peringkat rata-rata ke 12 (kedua dari bawah) dari 16 angka indikator. Lebih spesifik lagi, urutan peringkat dari Amerika Serikat terhadap beberapa indikator adalah:

  • Ke 13 (paling akhir) untuk indikasi persentasi kelahiran dengan berat rendah (low-birth-weight).
  • Ke 13 untuk indikasi kematian bayi baru lahir dan kematian balita secara keseluruhan.
  • Ke 11 untuk indikasi kematian balita.
  • Ke 13 untuk indikasi potensi resiko kematian (tidak termasuk penyebab luar).
  • Ke 11 untuk indikasi harapan hidup sampai satu tahun bagi perempuan, tapi urutan ke 13 bagi laki-laki.
  • Ke 10 untuk indikasi harapan hidup sampai 15 tahun bagi perempuan, tapi ke 12 bagi laki-laki.
  • Ke 10 untuk indikasi harapan hidup sampai 40 tahun bagi perempuan, tapi ke 9 bagi laki-laki.
  • Ke 7 untuk indikasi harapan hidup sampai 65 tahun bagi perempuan, tapi ke 7 bagi laki-laki.
  • Ke 3 untuk indikasi harapan hidup sampai 80 tahun bagi perempuan, dan ke 3 juga bagi laki-laki.

Performa buruk Amerika Serikat di atas telah dikonfirmasi kebenarannya oleh penelitian WHO, dengan memakai data yang berbeda dan memberi Amerika urutan ke 15 di antara 25 negara industri lainnya.

Ada suatu pernyataan umum bahwa masyarakat Amerika memiliki kebiasaan buruk dengan merokok, minum-minuman keras, dan kekerasan perilakunya. Namun bagaimanapun juga, data-data berikut tidak menyokong pernyataan tadi.

  • Proporsi untuk perempuan yang merokok mencakup 14% di Jepang, 41% di Denmark. Di Amerika Serikat, 24% (kelima terbaik). Untuk laki-laki, mencakup 26% di Swedia, 61% di Jepang dan 28% di Amerika Serikat (ketiga terbaik).
  • Amerika menduduki peringkat ke 5 terbaik untuk indikasi konsumsi minum-minuman beralkohol.
  • Amerika Serikat secara relative rendah mengkonsumsi lemak hewani (kelima terendah untuk laki-laki berusia 55-64 tahun di 20 negara industri) dan ketiga terendah untuk indikasi konsumsi kolesterol jahat untuk laki-laki berusia 50 sampai 70 tahun di antara 13 negara industri.

Perkiraan kematian karena kelalaian manusia ini masih lebih rendah dibandingkan perkiraan-perkiraan dari laporan terbaru Institutes of Medicine. Dan jika perkiraan lebih tinggi dipergunakan, maka angka kematian oleh karena penyebab iatrogenic bisa mencakup 230.000 sampai 284.000

Bahkan dengan perkiraan lebih rendah yaitu 225.000 kematian per tahun, ini sudah menjadi dasar atas kesimpulan bahwa dokter merupakan penyebab kematian utama ketiga di Amerika Serikat sesudah penyakit jantung dan kanker

Teknologi yang kurang canggih tentu bukan faktor penyebab rendahnya ranking kesehatan Amerika Serikat.

  • Di antara 29 negara, Amerika Serikat menduduki urutan kedua sesudah Jepang dalam hal ketersediaan unit penggambaran resonansi magnetic dan scanner tomography per juta penduduk.
  • Jepang, bagaimanapun juga, menduduki peringkat tertinggi di bidang kesehatan, dimana Amerika hanya mendapat kedudukan di antara terendah.
  • Adalah mungkin bahwa penggunaan tinggi akan teknologi di Jepang dibatasi oleh teknologi diagnosis tidak sebanding dengan angka tinggi untuk perawatan, dimana Amerika, pemakaian tinggi teknologi diagnosis berhubungan dengan perawatan lebih.
  • Menyokong hal-hal di atas adalah data yang menunjukkan bahwa jumlah karyawan rumah sakit per tempat tidur di Amerika Serikat adalah paling tinggi di antara negara lainnya, dimana Jepang sangat sedikit, jauh lebih sedikit karena kebiasaan umum masyarakat Jepang dimana anggota keluargalah yang menyediakan kebutuhan selama rawat inap, bukannya karyawan.


sumber: www.healindonesia.wordpress.com